Dinkes Pastikan Bayi Afifah Ditangani Serius
Minta Dinsos Beri Bantuan Sosial, Komunitas SeukuRUN Himpun Donasi
NUSSA.CO, TOLITOLI – Afifah, bayi viral yang lahir dengan kelainan genetik pada 31 Desember 2022 lalu, hingga kini masih ditangani serius tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mokopido Tolitoli.
Kepala Dinas Kesehatan Tolitoli Anjasmara menjelaskan, Afifah lahir dengan kelainan genetik yang ditandai dengan kelainan pada kulit sejak lahir, yakni mengalami kulit kering, tebal dan bersisik di seluruh badan. Penyakit ini disebut Harlequin Icgthyosis. Kelainan genetik ini diturunkan dari orangtua.
“Karena penyakit ini langka, dan diduga berasal dari turunan kedua orangtuanya, sehingga yang kami tangani tidak hanya si bayi saja, tetapi kedua orangtua bayi juga kita tangani mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga pemenuhan makanan sehat dan bergizi. Dan perlu diketahui, bahwa kedua orangtua Afifah memang berasal dari keluarga kurang mampu,” ungkap Anjasmara di ruang kerjanya.
Lanjut Kadis, jika Dinas Kesehatan bersama RSUD Mokopido tangani kasus bayi Afifah dan kedua orangtuanya, Anjasmara mengklaim telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk membantu melalui program peningkatan ekonomi keluarga kurang mampu, baik melalui bantuan sosial atau program lain di instansi lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, bayi Afifah lahir di Puskesmas Lampasio, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Tolitoli, Sabtu 31 Desember 2022 sekitar pukul 20.00 Wita. Bayi yang sempat viral di media sosial hingga televisi nasional ini memiliki jenis kelamin perempuan dengan berat badan saat dilahirkan 2,2 kg.
Kedua orang tua bayi ini berasal dari Desa Janja, Kecamatan Lampasio dan berasal dari kalangan keluarga tidak mampu. Ibu bayi ini bernama Jenny Kartika Wulandari dan ayahnya bernama Muhammad Asraf.
Anjasmara menambahkan, semenjak kelahiran bayi Afifah sejumlah orang mulai memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan dengan menyebarkan no rekening donasi, atau bantuan kemanusiaan.
“Karena itu, saya meminta kepada siapa saja agar tidak mengambil keuntungan dari peristiwa ini, kasihan, mereka ini keluarga kurang mampu. Jika ingin membantu, bantulah melalui lembaga terpercaya, atau langsung kepada kedua orangtua bayi dan pemerintah daerah,” pesannya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Lampasio Elphin Yustian mengatakan, petugas medis Puskesmas Lampasio sempat terkejut saat melihat kelahiran bayi Afifah dengan kelainan genetik, yang selama ini memang belum pernah terjadi di Indonesia.
Afifah lahir dengan sekujur tubuh berwarna putih dan di beberapa bagian merekah hingga membentuk garis. Bagian mata dan bibir bayi berwarna merah muda seperti bayi baru lahir. Sedangkan bagian hidung hanya memiliki lubang yang sangat kecil. Hidungnya tidak terbuka, sehingga ia bernafas melalui mulut, sedangkan lubang telinga tertutup.
Dan saat proses pembentukan organ di dalam kandungan ibu, kelainan gen itu menyebabkan jaringan kulit terbentuk secara tidak normal. Hingga kini belum ada obat atau penanganan medis yang bisa memulihkan penderita Harlequin Icgthyosis
“Bayi Afifah lahir dengan berat badan 2,2 kilogram, karena ada kelainan genetik dan belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga kami rujuk ke rumah sakit Mokopido,” ungkap Elphin.
Sementara itu, merasa terpanggil dan ikut peduli terhadap kondisi bayi Afifah dan kedua orangtuanya, Komunitas Lari SeukuRUN Tolitoli spontan melakukan penggalangan dana, Sabtu (7/1/2023) lalu.
“Kami komunitas Lari SeukuRUN terpanggil untuk menggalang donasi guna meringankan beban kedua orangtua bayi Afifah,” ungkap Iptu Budi Prasetyo, Kepala Satuan Lalulintas Polres Tolitoli. (ham)
Tinggalkan Balasan