Loadingtea

Polres Tolitoli Fungsikan Water Canon, Distribusi Air Bersih ke Warga

Pemerintah Dinilai Belum Serius Tangani Banjir

NUSSA.CO, TOLITOLI — Gerak cepat, aksi tepat, tim tanggap bencana Polres Tolitoli berjibaku membantu warga di Kecamatan Baolan, merelokasi sampah dan lumpur pasca banjir bandang, Jumat (21/10/2022) pagi.
Banjir setinggi pinggang orang dewasa bahkan ada yang mencapai atap, kembali melanda Kabupaten Tolitoli, Rabu (20/10/2022) petang.

Akibatnya, selain merendam ratusan rumah warga, banjir juga menyisakan tumpukan sampah dan genangan lumpur di sejumlah fasilitas seperti gedung perkantoran pemerintah dan swasta, sarana ibadah dan sekolah, serta fasilitas layanan umum lainnya.

Di sela aksi bersih-bersih, Kapolres Tolitoli AKBP Ridwan Raja Dewa SIK MH mengatakan, musibah banjir selalu menjadi momok bagi warga Tolitoli, khususnya di Kecamatan Baolan. “Kami sebagai pengayom dan pelindung masyarakat akan senantiasa hadir dan sigap membantu, baik dalam bentuk bantuan tenaga maupun sosial, ini sebagai bentuk kepedulian Polres Tolitoli kepada mereka yang terdampak,” ungkap Kapolres sembari melanjutkan ayunan sekopnya mengambil sampah kayu dan plastik di selokan.

Aksi bersih-bersih Polres Tolitoli dimulai sejak Kamis (20/10) pagi, awalnya di Jl. Magamu dan Jl. Anoa, kemudian lanjut ke Panti Asuhan At-Tanwir plus penyerahan bantuan sosial berupa beras.

Lalu sasaran selanjutnya adalah SDI Nurul Ihsan, di Jl Anoa. Sekolah yang dibangun sejak 1984 ini, ikut terendam banjir setinggi kurang lebih 1 meter. Akibatnya, buku-buku pelajaran, arsip dokumen sekolah, perangkat belajar mengajar, barang elektronik hingga sarana laboratorium menjadi rusak.

“Kita bersihkan dua kelas yang tergenang lumpur, supaya bisa secepatnya difungsikan, dan anak-anak kembali belajar,” ungkap Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Gede Suara, Kasat Lantas Iptu Budi Prasetyo dan puluhan anggota Polres lainnya.

Kepala Sekolah SDI Nurul Ihsan, Anita menambahkan, pasca banjir pihak sekolah terpaksa meliburkan program belajar mengajar, siswa-siswi terpaksa belajar di rumah hingga fasilias sekolah bisa difungsikan.

“Kami terus berupaya agar secepatnya para siswa bisa kembali belajar, dan kami berterimakasih bantuan pak Kapolres dan anggota yang sudah bersusah payah membersihkan ruangan kelas,” tutur Anita.

Untuk diketahui, selain aksi bersih-bersih dan pemberian bantuan sosial, Kapolres juga berinisiatif membantu warga terdampak yang membutuhkan air bersih.

“Karena air minum PDAM macet, sementara warga butuh air bersih, maka kami berinisiatif fungsikan 1 unit mobil water canon yang biasanya digunakan mengantisipasi huru hara demo, dengan menampung air bersih dan dibagikan ke warga korban bencana. Rencananya akan terus kami lakukan hingga air PDAM normal,” sebut perwira dua melati ini.

Terpisah, Danlanal Tolitoli Letkol Laut (P) Suharto menambahkan, selain aksi aksi bersih-bersih, Lanal Tolitoli juga menyiagakan sumber air bersih yang berasal dari sumur milik Lanal Tolitoli.

Air yang ada siap didistribusikan kepada warga terdampak banjir.
Demikian pula pada unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Tolitoli, telah melakukan bersih-bersih dengan mengerahkan 1 unit mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan jalan protokol, jalan dan kawasan pemukiman penduduk, gedung dan kantor serta rumah ibadah.

“Kami terus bergerak membersihkan jalan dan rumah warga, gedung dan perkantoran, 1 unit Damkar kami gunakan berikut personel yang ada ikut serta membersihkan lumpur dan sampah,” tutur Kabid Damkar, Sukri.

Bupati Tolitoli Amran H. Yahya ketika dikonfirmasi terkait upaya pemerintah daerah dalam penanganan banjir via seluler mengaku sedang sibuk. “Maaf sedang lagi ada acara ya,” jawab bupati diujung telepon.

Menyikapi upaya pemerintah daerah dalam menangani masalah “klasik” banjir di Kota Cengkeh, Idham Dahlan mantan Direktur Yayasan Dopalak Indonesia menilai, banjir di wilayah ibukota Kabupaten Tolitoli, dan sejumlah wilayah di tingkat kecamatan, tidak akan pernah tuntas dan beres.
Sebab, penanganan yang dilakukan pemerintah daerah, dalam hal ini bupati dan anak buahnya dinilai belum serius. Sebab, jika serius maka pola penanganan yang dikedepankan dalam penanganan banjir akan lebih akurat, cepat dan terpadu.

“Demikian pula soal anggaran, harusnya bupati, DPRD dan OPD punya komitmen, susun anggaran yang layak, adopsi konsep hebat dari kota lain, edukasi masyarakat. Faktanya tidak, malah jalan sendiri-sendiri, tinjau sana dan sini, pencitraan, seharusnya semua bersatu dan solid tangani banjir. Apalagi sistem drainase kita amburadul, ada kanal atau parit tapi output nya nggak jelas, buntu dimana-mana. Kalau tidak ada konsep yang kuat, Tolitoli akan terus begini, hujan dikit banjir,” sahutnya . (ham)