Loadingtea

NUSSA.CO, BALIKPAPAN – Beginilah kondisi pesisir pantai di kawasan Stalkuda Balikpapan. Berton-ton sampah rumah tangga, seperti sampah pelastik hingga limbah batubara dan migas turut memberi sumbangsih terhadap pencemaran lingkungan di kawasan pesisir pantai.

Dengan kondisi tersebut kontan saja berdampak buruk bagi para pelaku usaha UMKM dan pengembangan pariwisata dikawasan ini.

Salah satu objek wisata dikawasan ini yakni Pantai Damba Enggang Borneo. Pantai wisata dengan pengembangan secara mandiri dan berkonsep wisata, edukasi dengan menonjolkan sentuhan budaya khas suku dayak Kaltim. Sayangnya dalam pengembangan awalnya sudah terancam dengan pencemaran limbah batubara, migas dan sampah rumah tangga.

Susi Puji Astuti (Eks Mentri Perikanan dan Kelautan)

Masalah ini, ternyata turut sampai di telinga Susi Puji Astuti, mantan Mentri Perikanan dan Kelautan. Susi Puji Astuti-pun menaruh perhatiannya atas kondisi pantai yang berada di kawasan Stalkuda, Balikpapan Selatan ini. Melalui video Conference via Zoom Meeting belum lama ini, Susi Puji Astuti meminta Perangkat daerah setempat seperti, Pemkot Balikpapan dan Pemprov Kaltim agar turut terlibat membantu dan menaruh perhatian serius dengan memberikan sikap tegas untuk mengatasi masalah ini. Seperti dengan memberikan sanksi. Serta dengan melibatkan peran serta dana CSR untuk membantu pengembangan ojek wisata tersebut.

“Pemerintah daerah setempat tidak boleh tutup mata, dan harus menindak tegas dalam penanganan masalah sampah ini. Selain itu harus melibatkan perusahaan swasta khususnya bagi perusahaan migas dan batubara untuk memberikan sumbangsihnya terhadap kelestarian kawasan pesisir pantai”, tegas Susi usai mengikuti seminar motivasi pemberdayaan UMKM menghadapi pandemi Covid 19 via zoom meeting yang di gagas SKK Migas wilayah Kalsul beberapa waktu lalu.

Ardhan Madhan Effendy (Kepala Pengelola Pantai Damba Enggang Borneo)

Sementara itu, Kepala Pengelola Pantai Damba Enggang Borneo Ardhan mengungkapkan, upaya yang telah pihaknya lakukan adalah dengan membuat gerakan perang melawan sampah, meskipun Persoalan Sampah dikawasan pantai ini tak kunjung habis namun pihaknya tetap konsen membersihkan sampah/ limbah di bibir pantai, serta turut mengajak beberapa komunitas sosial warga untuk ikut membantu.

“Tidak ada yang mustahil, meskipun terkadang gerakan ini kerap di cemooh dan di tertawakan warga lainnya, namun kami tetap berjalan”, jelasnya.

Limbah batubara dari kapal pengangkut turut mencemari pesiair pantai

Kawasan Pantai Damba Enggang Borneo yang telah mendapatkan izin pengelolaan dari Dinas Pariwisata sebagai bagian Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini, lanjut Ardhan, memang diakui cukup berat, terlebih pantai ini berhadapan dengan laut lepas Selat Makassar, dan setiap harinya melintas kapal pengangkut Batubara serta beberapa kilometer dari bibir pantai terdapat Rig pengeboran minyak lepas pantai sehingga tak kunjung habis limbah yang diperoleh.

Sampah rumah tangga turut memberi sumbangsih terhadap pencemaran lingkungan pesisir pantai

“Jika dikumpulkan setiap harinya dengan karung, sangat banyak limbah batubara di bibir pantai ini, Namun tidak ada kepedulian dari para pelaku usaha tersebut,” ungkapnya.

Pengembangan Terumbu Karang

Sementara menurut Ardhan, limbah batubara, lantung minyak dan sampah pelastik dikawasan tersebut turut berpengaruh terhadap kerusakan terumbu karang.

“Disini kami bukan hanya terkonsentrasi dengan pengembangan wisata pantai, tetapi juga biota laut, utamanya terumbu karang. Dan masih banyak terdapat beberapa spot terumbu karang yang eksotis, namun sekali lagi, itu juga turut terancam dengan sumbangsih limbah dan sampah tersebut”, Keluh Ardhan

Masih banyak spot terumbu karang di pantai Damba Enggang Borneo yang keberadaanya terancam akan limbah

Namun, jika masalah tersebut dapat teratasi, dan konsentrasi pihaknya melalui transpalasi terumbu karang berhasil, tentunya merupakan destinasi wisata yang menarik untuk kegiatan snorkling dan diving. Tentunya juga akan turut membantu pemerintah daerah dalam menambah sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). (day)