Loadingtea

Respons Cepat PMN Kaltara Menyikapi Imbauan BPBD Tarakan

NUSSA.CO, TARAKAN — Pemerintah Kota Tarakan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) resmi mengeluarkan imbauan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir rob yang diprediksi terjadi pada 4–9 Desember 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul fenomena Fase Perigee dan Bulan Purnama yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut hingga memengaruhi wilayah pesisir. Menyikapi kondisi tersebut, Pasukan Merah Nusantara (PMN) Kalimantan Utara menyatakan kesiapan penuh dalam mendukung mitigasi dan penanganan cepat di lapangan.

Ketua Umum PMN Kalimantan Utara, Ferry S. Skom, menegaskan bahwa potensi banjir rob harus menjadi perhatian bersama, terutama bagi warga yang bermukim di sepanjang pesisir Tarakan. Ia menyebut, imbauan resmi BPBD menjadi dasar penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Potensi banjir rob mulai 27 Desember sampai awal 2026 harus menjadi perhatian bersama. Situasinya bukan hanya satu atau dua hari, tetapi rentetan fenomena alam yang dapat memicu kenaikan permukaan air laut secara signifikan. PMN Kaltara sudah menyiapkan tim siaga dan relawan di titik-titik rawan di wilayah pesisir Tarakan,” ujar Ferry.

Lanjutnya lagi, “Kami mendukung penuh langkah BPBD Tarakan yang telah mengeluarkan imbauan kesiapsiagaan. Banjir rob bukan fenomena baru, namun dampaknya bisa sangat signifikan bila masyarakat tidak melakukan antisipasi. PMN Kaltara siap bergerak membantu warga, terutama dalam hal evakuasi, pemantauan kondisi lapangan, hingga penguatan informasi di wilayah rawan,” tutur Ferry.

Ia menambahkan bahwa PMN telah menyiagakan relawan di sejumlah titik prioritas, termasuk permukiman pesisir yang selama ini rentan terdampak gelombang pasang. Menurut Ferry, aspek terpenting dalam menghadapi ancaman banjir rob adalah koordinasi antarlembaga dan keterlibatan aktif masyarakat.

“Kami mengimbau warga untuk mengikuti arahan resmi pemerintah, menyiapkan tas siaga, memantau kondisi air laut, serta segera melapor jika terjadi peningkatan potensi bahaya. Kesiapan kolektif adalah kunci. PMN akan turun bersama aparat kelurahan, RT, dan relawan lokal untuk memastikan proses mitigasi berjalan efektif,” tambahnya.

Dalam surat edarannya, BPBD Tarakan meminta camat dan lurah untuk mengaktifkan Tim Siaga Bencana, melakukan pemantauan lokasi rawan, serta mengoptimalkan kanal informasi masyarakat seperti grup WhatsApp dan pengeras suara rumah ibadah. Selain itu, masyarakat diminta melakukan kerja bakti, membersihkan sistem drainase, hingga mempersiapkan dokumen penting yang mudah dibawa saat evakuasi.

Ferry menilai imbauan tersebut sudah tepat dan perlu ditindaklanjuti dengan aksi lapangan yang konsisten. “Kesiapsiagaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Kami berharap seluruh elemen masyarakat disiplin dan tidak menganggap remeh ancaman banjir rob, terutama yang berkaitan dengan pasang maksimum air laut. PMN akan tetap siaga 24 jam selama periode peringatan dini ini,” tegasnya.

Dengan dukungan pasukan relawan, pemerintah, dan partisipasi masyarakat, Ferry optimistis upaya mitigasi dapat meminimalkan risiko dan memastikan keselamatan warga pesisir Tarakan. (day)