Loadingtea

NUSSA.CO, BALIKPAPAN — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Balikpapan terus menghadirkan inovasi pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui program ketahanan pangan berbasis perikanan. Kali ini, Rutan Balikpapan memperkenalkan pelatihan pengolahan ikan nila sebagai sumber pangan bergizi sekaligus komoditas yang mudah dibudidayakan. Program ini tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi internal, tetapi juga mendorong WBP memiliki keterampilan praktis yang dapat menjadi modal hidup setelah kembali ke masyarakat.

Sebagai komoditas air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia, ikan nila dipilih karena pertumbuhannya relatif cepat, mudah berkembang biak, tahan terhadap perubahan lingkungan, dan tidak membutuhkan perawatan rumit. Dari sisi gizi, ikan nila juga tergolong pangan ideal bagi WBP. Dalam setiap 100 gram dagingnya, terdapat sekitar 20 gram protein berkualitas tinggi, rendah lemak, serta kaya vitamin B12, fosfor, dan zinc komponen yang penting untuk menjaga metabolisme dan mendukung daya tahan tubuh.

Dalam kegiatan pembinaan ini, warga binaan diperkenalkan dengan teknik penanganan ikan dari hulu hingga hilir, mulai dari pemilihan ikan segar, penyimpanan, teknik pemotongan, hingga pengolahan dengan berbagai metode, seperti dikukus, digoreng, dibakar, dan dimasak menggunakan bumbu sederhana. Pendampingan juga mencakup penerapan standar kebersihan pangan, sehingga produk olahan tetap sehat dan aman dikonsumsi.

Kepala Rutan Balikpapan, Agus Salim, menegaskan bahwa program ketahanan pangan ini telah menjadi bagian dari arah pembinaan jangka panjang di Rutan Balikpapan.

“Pembinaan seperti ini bukan hanya membangun produktivitas, namun juga menanamkan kemandirian. Kami ingin WBP mampu memanfaatkan pengalaman ini sebagai modal berharga setelah mereka bebas,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan ketahanan pangan berbasis budidaya ikan telah memberikan dampak positif baik bagi pemenuhan gizi maupun efisiensi anggaran pengadaan bahan makanan. Dengan pengelolaan yang konsisten, program perikanan internal dapat menjadi sumber pasokan protein alternatif, terutama pada kondisi fluktuasi harga bahan pangan.

Melalui penguatan kemampuan WBP dalam pengolahan ikan nila, Rutan Balikpapan berharap pembinaan ini mampu memberikan manfaat berkelanjutan—baik dari sisi kesehatan, keterampilan, maupun kesiapan warga binaan untuk kembali berkontribusi di tengah masyarakat. (*/day)