Pangkalan LPG Mitra Usaha Nyaris Diamuk Warga
Diduga Semena-mena, Warga Diwajibkan Gunakan Kupon
NUSSA.CO, TOLITOLI – Diduga semena-mena mendistribusikan tabung gas bersubsidi 3 Kg, pangkalan Toko Mitra Usaha Desa Kalangkangan, Kecamatan Galang, nyaris diamuk warga, Kamis (06/03/2025) siang.
Aktivitas distribusi LPG Toko Mitra Usaha itu menyulut kemarahan warga yang tidak terima dengan sistem yang diterapkan pemilik pangkalan. Warga merasa, pemilik pangkalan telah mengabaikan hak warga miskin sebagai penerima tabung subsidi.
Dari omelan warga, ada yang mengungkapkan bahwa, pemilik pangkalan mewajibkan penduduk sekitar untuk antre dengan menggunakan kupon yang disediakan.
Sementara, warga dari luar Desa Kalangkangan justru bebas membeli tanpa kupon antrean, dengan syarat berlangganan Wi-Fi yang dikelola pemilik toko.
Praktik ini juga menambah amarah dan kecaman keras warga, terutama dari masyarakat miskin yang bergantung pada gas bersubsidi untuk kebutuhan sehari-hari.
“Aga je ini toko, semaunya saja caranya menyalurkan tabung gas, masa kita warga Kalangkangan diharuskan pake kupon antrean, sementara yang dari luar cukup beli kupon Wi-Fi, ini sungguh menyusahkan kami warga di sini,” ucap marah Lela, warga sekitar.
Tidak hanya soal kupon antrean, diduga pemilik toko juga menerapkan harga per tabungnya Rp 30.000 sedikit di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 28.000.
Sangat disayangkan, ketika warga marah dan melakukan aksi protes, pemilik toko memilih untuk menutup tokonya, sehingga aktivitas distribusi tabung subsidi terhenti.
“Kami minta aparat penegak hukum segera turun tangan, jangan sampai tabung hak kami itu ditimbun dan dijual ke pengecer dengan harga lebih tinggi lagi, ini sangat merugikan kami,” teriak warga kompak usai ditutupkan pintu toko.
Kemarahan warga sulit reda, meskipun di lokasi tersebut sudah hadir petugas Bhabinkamtibmas untuk menengahi kejadian. Yang lebih parahnya, Opi pemilik toko ternyata tidak punya itikad baik untuk menyudahi perselisihan, malah menghardik wartawan.
“Biar ada wartawan, saya tidak takut!….,” teriak Opi.
Atas aksi pemilik toko tersebut, Ketua LSM Bumi Bhakti Ahmad Pombang saat dikonfirmasi menilai, pemilik toko telah bertingkah arogan terhadap warga maupun pekerja media, jurnalis.
“Sepertinya ia merasa punya bekingan aparat, sehingga berani teriak dan arogan dengan siapapun. Kami minta APH jangan tinggal diam, orang-orang seperti inilah yang akan merugikan warga. Kami minta ditindak tegas oknum seperti ini,” pintanya.
Selain itu, Ahmad Pombang juga meminta dinas terkait agar melakukan penertiban ke seluruh pangkalan, untuk mencegah penimbunan tabung gas, dan penjualan di atas HET.
“Inikan Ramadan, kebutuhan tabung gas sangat tinggi, dan akan menjadi kesempatan bagi pangkalan untuk berbuat curang, menjual di atas HET dan menimbun. Ini harus menjadi perhatian bupati dan jajarannya, kasihan masyarakat,” seru Ahmad Pombang yang juga sepakat dengan keinginan warga agar Dinas Perdagangan bersama Satpol PP maupun penegak hukum lainnya bertindak tegas di lapangan.
Sementara itu, upaya media ini untuk melakukan konfirmasi ke pemilik toko belum berhasil. Sang pemilik toko enggan berkomentar apalagi berinteraksi dengan wartawan. (ham)
Tinggalkan Balasan