Hindari Inflasi meluas, Kadis Perikanan Donggala Sosialisasi pengalihan Subsidi BBM dihadapan nelayan Donggala

nussa.co – Donggala
Kenaikan harga BBM, membuat ratusan nelayan Donggala memeras otak karena biaya operasional semakin bertambah
Naiknya BBM berdampak pada semua sektor, tak terkecuali Nasib para nelayan yang ada di wilayah Kabupaten Donggala
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku masih ada sejumlah tantangan pelik yang dialami para nelayan, sehingga berdampak pada industri perikanan secara keseluruhan. Berbagai upaya pun coba dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi tantangan tersebut.
Juru Bicara KKP Wahyu Muryadi mengatakan, akhir-akhir ini para nelayan dihadapkan oleh kendala sulitnya melaut yang berkaitan dengan naiknya harga BBM. Di beberapa lokasi, kenaikan harga BBM sudah mencapai 100% atau dua kali lipat dari harga sebelumnya.
“Selain itu, ketersediaan BBM juga menjadi kendala karena di beberapa lokasi terjadi kelangkaan,” ujar dia,
Asal tahu saja, BBM berkontribusi sekitar 60%-70% dari total biaya melaut nelayan. Dengan beban sebesar itu, tentu pergerakan harga BBM akan sangat mempengaruhi operasi penangkapan ikan oleh nelayan
Menanggapi hal tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan Donggala melakukan sosialisasi pengendalian inflasi dan pengalihan subsidi BBM di PPI (pelabuhan pendaratan ikan) kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kamis kemarin.
“Sosialisasi hari ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Mendagri dengan seluruh Gubernur menyangkut pengendalian infalsi dan kebutuhan nelayan” Kata Kadis Perikanan dan Kelautan Ali assegaf di Kelurahan Labuan bajo kecamatan Banawa
“Kami Dinas Perikanan akan mengambil peran, mengundang nelayan memberikan pemahaman, kenaikan BBM adalah kebijakan pemerintah pusat kita hindari infalsi utama nya sembilan bahan pokok adalah kebutuhan operasioanal nelayan, kami berharap tidak terkontimasi dengan isu miring”sebutnya lagi
Dijelaskannya lagi saat ini kebutuhan BBM nelayan untuk melaut diberikan jatah 40 ton perbulan, dan kami berharap kuota bisa ditambah menjadi 80 ton perbulan,
Sebab kenaikan BBM tidak berpengaruh, Masyarkat nelayan tetap menjalankan usaha penangkapan ikannya dan kami berharap kebutuhan dasar nelayan di SPDN dan SPBU harus tetap dilayani seperti biasa.
“Sampai Sekarang jatah BBM untuk nelayan tidak jelas berapa sebenarnya kuota nelayan, kalau jatah secara umum itu 40 ton perbulan yang tersebar di SPDN dan SPBU,”beberanya
“SPBU harus harus perioritaskan nelayan, dalam waktu dekat ini kaimi akan mengundang depot pertamina dan pihak SPBU rapat kerja terkait jatah BBM unutk nelayan”sebutnya.
Tempat yang sama Hamdin nelayan asal kelurahan Labuan Bajo kecamatan Banawa mengatakan kenaikan harga BBM sangat berdampak pada aktifitas melaut yang dilakukannya.
“Sangat terasa dampak kenaikan BBM,Cuma yang kamis sesali juga BMM Naik jatah kami dibatasi bertambah la penderitaan kami”ucapnya
Dikatakannya untuk melaut dibutuhkan 15 jerigen solar, tetapi jatah solar dibatasi, kami nelayan hanya diberikan jatah 10 jerigen saja.
“Kadang kami tidak pulang pak tertahan ditengah laut karena kehabisan solar, Jatah solar dikasi hanya 10 jrigen saja 1, normanya itu 15 jerigen dengan jarak tangkap 30 mill sudah Pulang pergi itu pak, ada hasil tangkapan atau tidak ada yang penting bisa pulang”bebernya
Hamdin berharap ditengah kenaikan harga BBM ini, kebutuhan nelayan akan bahan bakar melaut bisa terpenuhi.
“Persolan BBM naik tidak apa biar susah-susah tetap juga dibeli kasian, ini sudah naik BBM terbatas juga dikasi kekita, sama saja pak, tetap menderita”tutupnya (Dylan)

Tinggalkan Balasan