Dorong Mobilitas Berkelanjutan, Balikpapan Siapkan Langkah Menuju Kota Metropolitan
NUSSA.CO, BALIKPAPAN – Pesatnya perkembangan Kota Balikpapan menghadirkan tantangan baru dalam menjaga kenyamanan dan keamanan, terutama di tengah peningkatan arus mobilitas yang signifikan.
Data menunjukkan kunjungan ke Balikpapan melonjak hingga 1,5 juta jiwa pada tahun 2023, lebih dari dua kali lipat jumlah penduduk tetapnya yang sekitar 740.000 jiwa.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Wahyullah Bandung, menyatakan bahwa peningkatan ini memerlukan perencanaan infrastruktur yang strategis.
“Balikpapan kini bergerak menuju status kota metropolitan. Mobilitas yang terus meningkat membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai,” ujarnya pada Selasa, 19 November 2024.
Untuk mengantisipasi proyeksi kunjungan yang diperkirakan mencapai 2,5 juta orang pada 2024, Wahyullah mengusulkan pengembangan sistem angkutan umum massal (SAUM). Menurutnya, SAUM adalah solusi mendesak untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan meningkatkan efisiensi mobilitas masyarakat.
Selain itu, ia juga menyarankan pengembangan infrastruktur jalan, termasuk opsi jalur vertikal, untuk menciptakan akses yang lebih lancar dan aman. “Transportasi massal adalah kunci untuk mencapai kota yang maju dan layak huni,” tegasnya.
Namun, Wahyullah menyadari keterbatasan anggaran Balikpapan yang sebagian besar terserap untuk belanja pegawai dan operasional pemerintahan. Dengan total anggaran sekitar Rp 4 triliun, kota ini sangat bergantung pada dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur.
Ia berharap anggaran tambahan dapat difokuskan pada penguatan infrastruktur publik, termasuk fasilitas transportasi dan ruang terbuka hijau yang nyaman.
Di tengah urbanisasi yang terus berkembang, Balikpapan juga dihadapkan pada tantangan untuk menjaga karakter kotanya yang aman dan nyaman. Wahyullah menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat agar transformasi menuju kota metropolitan tetap memperhatikan keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian lingkungan.
“Balikpapan harus tetap menjadi kota yang ramah bagi penduduk lokal dan pendatang, tanpa kehilangan identitasnya sebagai kota yang nyaman dan aman,” tutup Wahyullah.
Dengan perencanaan strategis dan dukungan lintas sektor, Balikpapan diharapkan dapat menjawab tantangan masa depan sambil tetap mempertahankan daya tariknya sebagai kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. (*/ADV/DPRD Balikpapan/her).

Tinggalkan Balasan