Loadingtea

NUSSA.CO, SAMARINDA – Data 9.032 warga di Samarinda masuk dalam kategori miskin ekstrim, memantik perhatian serius anggota DPRD Kota Samarinda.

Kepala Dinas Sosial Samarinda Asfihani menyebutkan, dari 44.524 jumlah warga miskin di Samarinda, tercatat sebanyak 9.032 warga masuk dalam kategori miskin ekstrim. Data tersebut diberikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia.

Menyikapi data tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda Rusdi mengaku kaget dan mempertanyakan validasi data tersebut.

Menurut dia, Pemkot Samarinda bersama OPD terkait harusnya turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi dan validasi di lapangan.

“Data itu yang kami pertanyakan ke Dinas Sosial, apakah benar data sebanyak itu, dan kami berharap harapkan Dinas Sosial bersama instansi terkait turun ke lapangan, lakukan validasi data, verifikasi kembali. Karena jumlah 9.000 itu banyak sekali, ” tutur Rusdi usai memimpin rapat hearing Komisi IV DPRD Kota Samarinda.

Sementara, Ketua Komisi IV Sri Puji Astuti mengaku tidak yakin data jumlah kemiskinan ekstrim di Samarinda.

“Saya tidak percaya angka di data tersebut, saat rakor pak walikota bersama BPS menyebutkan ada penurunan angka kemiskinan secara nasional, datanya hanya 8.000, beda data di Dinas Sosial. Yang jelas, Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda masih terus berupaya untuk menekan angka kemiskinan di Kota Tepian, ” yakinnya.

Puji juga mempertanyakan tentang besaran APBD Kota Samarinda di 2023 yang dialokasikan untuk program penurunan angka kemiskinan di Samarinda.

Puji mengingatkan, pengentasan kemiskinan di Samarinda adalah kerja bersama, dan perlu sinergi. Dan ini tidak hanya tugas pemerintah saja, tetapi tugas kita semua. Karena bicara kemiskinan banyak indikatornya, ” ujarnya.

Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar menyebut, beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kemiskinan ekstrim di Samarinda, salah satunya akibat dampak pandemi covid-19 dan angka pengangguran.

“Bicara soal angka kemiskinan di Samarinda, tidak terlepas dari efek pandemi. Selain itu pekerjaan yang tidak memadai, tingkat pengangguran tinggi. Ini diantara sebabnya, ” sebutnya.

Dikatakan, Pemkot Samarinda sendiri setiap tahunnya melakukan upaya untuk menekan angka kemiskinan di Samarinda dengan berbagai program. (*/adv)