“Polisi dan Bendera”, Berakhir Damai di Madako

LEGOWO: Kapolres Tolitoli sampaikan permohonan maaf di sekretariat HMI Cabang Tolitoli. (Nussa.co)
NUSSA.CO, TOLITOLI — Aksi unjuk rasa damai mahasiswa “bersuara lantang” di depan gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Tolitoli Selasa (27/9) lalu, ternyata to be continue, Kamis (29/09/2022) pagi.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tolitoli mendatangi Mako Polres Tolitoli, pukul 09.35 Wita. Mereka meminta Kapolres AKBP Ridwan Raja Dewa, keluar menemui mereka.
“Kapolres keluar, kami minta Kapolres keluar menemui kami, Pak Kapolres harus meminta maaf kepada kami,” ucap Ardan Ketua HMI Cabang Tolitoli.
Dalam orasinya, Ardan mengatakan bahwa, Kapolres harus meminta maaf atas kejadian penarikan bendera HMI oleh anggota Polres Tolitoli yang berjaga saat unjuk rasa di depan gedung Kejari Tolitoli.
Permintaan maaf bukan di jalan di depan peserta unras, tetapi harus disampaikan di gedung sekretariat HMI, tak jauh dari kampus Universitas Madako Tolitoli.
Menindaklanjuti tuntutan mahasiswa, Kapolres Tolitoli AKBP Ridwan Raja Dewa menyambut bijak aksi yang diwarnai dengan pembakaran ban bekas kendaraan.
“Saya akan ke sekretariat HMI, saya akan kesana, tapi mahasiswa, adik-adiku harus tahu, Polri dalam hal ini sudah melakukan tugasnya sesuai protap. Kami punya bukti rekaman video maupun foto, bahwa bendara HMI bukan kami turunkan, dirobek dan sebagainya, tapi karena bendera ada di depan petugas dengan bambu yang terhunus ke depan, ini bisa mengancam keselamatan petugas maupun peserta aksi, karena itu demi keamanan bendera kami amankan,” kata Kapolres memberikan pencerahan.
Meski telah diberikan penjelasan, puluhan mahasiswa tetap saja kompak berteriak dan menuntut Kapolres agar meminta maaf, bahkan selain tidak mau mendengarkan penjelasan Kapolres, ucapan bahasa “binatang” dari lanjutan orasi, sempat membuat ASN dan pengendara yang terpaksa menepi, miris dan mengernyitkan dahi.
“Ih kenapa lagi ada bahasa binatang, yang santun lah menyampaikan orasi,” sindir salah seorang ASN di atas motornya.
Meski begitu, putra asli daerah Sulteng ini tetap berbesar hati, legowo dan meng”iya”kan tuntutan mahasiswa dengan mendatangi sekretariat HMI Tolitoli, pukul 10.30 Wita.
“Kami, Polres Tolitoli dan jajaran menyampaikan permohonan maaf atas insiden penarikan bendera HMI, kedepan kami akan melakukan pengamanan yang lebih baik lagi, sesuai protap,” ungkap Kapolres yang disambut tepuk riuh puluhan mahasiswa.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres AKBP Ridwan Raja Dewa menegaskan bahwa, kepentingan untuk menjaga dan mempertahankan keamanan serta kondusifitas bangsa, itu jauh lebih tinggi daripada mementingkan ego, perlawanan dan reaksi, meskipun Polres Tolitoli sendiri punya bukti di lapangan, prosedur telah dijalankan.
“Tetapi, kami penganyom masyarakat harus bisa memberikan pencerahan, edukasi dan pemahaman kepada mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat. Biarlah masyarakat yang menilai, kami tetap bekerja sesuai aturan. Selain itu, kami juga akan lebih selektif lagi dalam memberikan izin aksi unjuk rasa, seperti alat peraga, atribut yang digunakan,” tegas Kapolres. (ham)

Tinggalkan Balasan