Loadingtea

NUSSA.CO, SAMARINDA – Dalam perhatian DPRD Kaltim, keterbatasan akses listrik yang melanda sejumlah desa di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menjadi sorotan utama. Hingga saat ini, sebanyak 211 desa di Kutim masih belum merasakan penerangan listrik yang merata, sebuah kondisi yang menjadi keprihatinan anggota DPRD Kaltim, Jahidin.

Jahidin menyoroti ketidakmerataan distribusi listrik ini, terutama mengingat bahwa Kaltim adalah penghasil batu bara, bahan bakar utama untuk pembangkit listrik. “Ini kan sangat menyedihkan, sementara bahan baku batu bara itu dari Kaltim. Kita yang punya sumber daya alam kok belum menikmati listrik,” ungkap Jahidin dengan keprihatinan, pada Kamis (14/9/2023).

Anggota DPRD Kaltim ini telah beberapa kali menyuarakan pentingnya pemerataan listrik kepada pemerintah setempat. “Sudah kerap saya sampaikan kepada pemerintah setempat bahwa desa-desa yang belum diberikan penerangan segera dilakukan, ini salah satu bentuk hambatan kepada anak didik dalam menempuh pendidikan,” ungkapnya.

Meskipun Kaltim dianugerahi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, Jahidin merasa bahwa ketidakwajaran terletak pada kenyataan bahwa masih banyak daerah pelosok yang minim penerangan. “Sudah sejak lama bangsa ini merdeka tapi kenapa masih ada saja rakyat yang belum menikmatinya,” katanya dengan rasa keprihatinan.

Selain persoalan listrik, Jahidin juga menyoroti kesulitan akses Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru-baru ini dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Kaltim. “BBM beberapa hari belakangan kesulitan didapatkan, mereka sampai rela antri panjang-panjang,” pungkasnya. (advertorial)