Loadingtea

Skill dari “Tukang” Baca Meter, Motonya Smile Sambil Kejar Tunggakan

Kenedy Worang (KW), Pelaksana tugas (Plt) Direktur PDAM Ogomalane Tolitoli, sudah pasti tidak setenar John Fitzgerald Kennedy (JFK) presiden Amerika Serikat yang dikenal dengan program luar angkasa Apollo, 1969. 

Namun, setidaknya kedua makhluk bumi ini punya satu kesamaan, dikenal sebagai figur pemimpin yang inspiratif dan visioner. Layakkah Kenedy-nya Ogomalane ini dipilih sebagai direktur definitif?

Ahmad Hamdani

NUSSA.CO, TOLITOLI – KW cukup humble, murah senyum, tamunya diterima dengan ramah, disuguhin segelas air mineral, sedikit snack lalu bercerita “Ada yang bisa kami bantu pak” begitu tanya KW kepada pria paro baya yang ingin curhat soal distribusi air di rumahnya, raut wajahnya tegang dan kesal, sebab sudah 24 jam air tidak mengalir.

Sikap ramahnya seakan tak pandang bulu, pejabat, rekan kerja maupun pelanggan diperlakukan sama. Yah itulah moto Kenedy yang saya kenal, murah senyum dan juga murah tangan, walaupun agak bisik-bisik “adakah”, di ruang sebelah, kepala bagian. Sudah tradisinya, berbagi sesama.

Bicara soal visi misi, Kenedy punya konsep brilian sejak awal bekerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ogomalane Tolitoli, 34 tahun lalu tepatnya 31 Oktober 1991 saat masih jadi “tukang” baca meteran air. Sampai sekarang pun sebenarnya juga masih manual, main catat. Namun, KW juga tidak keberatan jika pelanggan proaktif mencatat pemakaian di rumah, dan menyinkronkan data yang ada.

“Nah, ini juga menjadi PR kami, ada cukup banyak kebocoran alias pencurian air dari pipa pelanggan, bertahap saya berupaya sekuat tenaga untuk merevitalisasi PDAM Ogomalane, mulai dari SDM, sarana prasarana, hingga pelayanan dan penertiban pelanggan, butuh waktu, butuh kerja tim, dan semangat baru,” ungkap Kenedy, Plt Direktur PDAM Ogomalane, yang juga masuk dalam bursa calon Direktur PDAM definitif.

Perbaikan sistem kerja, KW memulainya dari internal. KW mencontohkan salah satu ikon kinerja yang simple, ringan dan mudah diamalkan. “Smile,” tuturnya.

Setelah itu, pria Manado 51 tahun ini, mengaku mulai menghilangkan suasana dan kesan teritorial bos dan atasan, memanggil staf karyawan dengan sebutan rekan kerja, bukan lagi anak buah.

“Rekan kerja yang saya hormati, kawan-kawanku, kalau resmi ya panggil pak, kalau santai om, bro, ya yang ringan-ringan tapi serius bekerja,” aku Kenedy di ruang kantornya yang bernuansa biru langit, warna logo air.

Meski tak bertitel tinggi, KW memang cerdik, caranya memotivasi kinerja karyawan tidak diragukan, jam ngantor tepat waktu, jam pulang fleksibel, sesekali molor karena banyak pelayanan. Bonus tambahan, agenda senam Jumat pagi, program baru yang digeber untuk mewadahi silaturahmi antarkaryawan dan keluarga, dengan sajian ubi dan jagung rebus, sederhana namun penuh makna.

“Program saya ada reward and punishment, yang kerja baik dapat reward meski belum berupa materi yang istimewa, tetapi janji saya yang kerja baik maka gaji akan naik, tunjangan naik, apresiasi pun dapat. Sebaliknya, yang malas ngantor, malas kerja, uring-uringan, sering telat, tegas saya berikan surat teguran. Ngoni urus ini kantor, maka saya urus ngoni pe keluarga,” serunya.

Maksud KW, jika karyawan mampu bekerja baik apalagi berprestasi, kinerja perusahaan pun tergerus naik, benefit atau keuntungan melonjak, sehingga perusahaan juga pasti memerhatikan kesejahteraan keluarga karyawan.

Kenedy mengakui, distribusi air ke pelanggan yang jumlahnya saat ini mencapai 15.000 lebih sambungan, memang belum maksimal. Sambungan air baru menjangkau 4 kecamatan, yakni Kecamatan Dampal Utara sebanyak 262 sambungan, Dondo 992 sambungan, Baolan 10.934, dan Kecamatan Galang 2.996 sambungan. Sementara 6 kecamatan lain masih bergantung pada sumur, sungai atau kali.

“Target kami, yang awal harus dibenahi adalah sarana pipa sambungan, pipa uzur harus diremajakan, penambahan rute baru, serta yang tak kalah pentingnya adalah sistem penagihan,” ujarnya.

Sebelum menjabat Plt Direktur, Kepala Bidang Teknik ini telah menjalankan program pembayaran online, kerja sama dengan salah satu bank di Tolitoli.

Aplikasi yang digunakan, lebih terasa mudah, praktis dan cepat. Pelanggan kini tak lagi repot harus antre lama di loket, atau punya alasan sibuk bekerja sehingga lupa membayar.

“Kalau dulu masih manual, antre jadi panjang, sekarang sudah bisa online tentu lebiih mudah, dan data pelanggan akan tercatat dengan sistematis, dan tepat serta bebas calo. Harapan saya, melalui sistem online tunggakan pelanggan terus menurun,” pujinya.

Setelah bersih-bersih internal, Kenedy berjanji, perbaikan pelayanan kepada masyarakat akan menjadi prioritas utamanya, terlebiih ketika Bupati Tolitoli H. Amran H. Yahya kembali memercayakan amanah itu kepadanya.

“Bagi saya, tekad dan semangat untuk bekerja cerdas dan tepat, menciptakan suasana kerja dan pelayanan prima adalah hal utama. Siapapun yang bupati pilih nanti, saya berharap bisa melanjutkan, bahkan bisa lebiih baik lagi. Terimakasih rekan kerja, yang sudah mau bekerja ekstra di masa sulit ini, menagih, mengejar tunggakan pelanggan, menerobos medan berat, demi menjangkau pelayanan yang lebih baik,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai pengawas distribusi air pelanggan sekaligus pencatat meteran, bidang perencanaan, kepala unit IKK Tambun, Kasubag Umum dan Personalia, Kasubag Perencanaan, hingga Kepala Bagian Teknik, dan sekarang dipercaya sebagai Plt Direktur PDAM Ogomalane, menggantikan pendahulunya Arnold Rasang. (**)