Loadingtea

Warga Mulai “Berteriak”, Minta APH Turun Tangan

NUSSA.CO, TOLITOLI – Tidak terasa, sudah dua tahun lebih, warga Pulau Salu, Kecamatan Baolan menantikan realisasi rehab jembatan gantung yang ambrol Mei 2022 lalu. Mirisnya lagi, proses tender proyek senilai Rp 2,5 miliar di tahun 2024 malah gatot, alias gagal total.

“Sudah dua tahun pak kami di sini dijanjikan, jembatan mau diperbaiki, tapi nyatanya belum ada. Ya mau tidak mau, untuk sementara lama kami naik perahu, bayar 5000, PP 10.000, kalau sebulan berapa, baru kami cuman nelayan, ada juga tetangga saya buruh bangunan, kerja di kebunnya orang, makan gaji di toko, ya kami berharap sekali pemerintah tidak cuman janji pak,” ungkap Ah, warga Salu yang enggan namanya disebutkan.

Selain Ah, Inhar tenaga pendidik di Pulau Salu juga mengaku kesulitan mendapatkan akses transportasi menuju pulau Salu. Selama jembatan tidak berfungsi, ia dan beberapa guru lainnya terpaksa naik perahu nelayan dengan tarif Rp 5000 sekali berangkat.

“Ya setiap hari harus naik perahu, kalau tidak begitu nda bisa kita mengajar di sekolah pak. Berangkat ke sekolah ya pagi-pagi sekali, supaya tidak terlambat masuk. Setiap hari begitu pak,” akunya.

Menyikapi persoalan ini, Ketua LSM Bumi Bhakti Ahmad Pombang menyayangkan komitmen Pemkab Tolitoli yang telah menjanjikan perbaikan jembatan gantung masyarakat Salu.

“Seharusnya ini menjadi atensi serius bupati dan jajarannya, sebab di dalam itu ada sekolah, anak didik, nelayan, petani yang membutuhkan akses jembatan untuk bisa memenuhi kebutuhan dari luar pulau. Tetapi, kenyataannya sudah dua tahun tidak terealisasi, dan tahun ini malah proses tendernya gagal, ini kan lucu sekaligus menjadi pertanyaan, ada apa,” serunya.

Dari penelusuran LSM Bumi Bhakti diketahui bahwa proyek jembatang gantung Salu hingga kini belum dikerjakan lantaran proses tender gagal.

Informasinya, ada beberapa penambahan item pekerjaan dalam rencana proyek tersebut, sementara nilai proyek tidak bertambah, sehingga kontraktor atau peserta lelang enggan much lost atau merugi banyak.

“Kami menilai ada keteledoran di OPD terkait, dari 2,5 miliar itu kan bisa dikerjakan dahulu dengan item yang utama, badan jembatan, pondasi, yang penting jembatan kokoh, bisa difungsikan, soal estetika keindahan bisa nantilah, kasihan masyarakat. Kami minta aparat penegak hukum turun tangan, selidiki, ada apa dengan proyek tersebut,” sindirnya.

Terpisah, anggota DPRD Tolitoli Jemmy Yusuf juga membenarkan jika proyek jembatan gantung Salu, gagal dalam proses tender. Ia juga mendengar langsung aspirasi dan keluhan warga Salu yang berteriak soal realisasi perbaikan jembatan yang tak kunjung tiba, padahal sudah dua tahun berlalu.

“Kami menyayangkan, di tahun 2024 sudah ada nilai anggarannya 2,5 miliar, tapi nyatanya gagal. Dugaan kami, ini terjadi mal-administrasi, dan APH seharusnya turun tangan untuk menyelidiki persoalan ini,” pintanya.

Sementara itu, kepada awak media Kepala Bidang Bina Marga, Sahabuddin biasa disapa Bucek mengatakan, proses tender proyek memang belum bisa dilanjutkan lantaran peserta lelang yang mengikuti tender mundur, dengan alasan item pekerjaan yang ditambahkan dalam proyek sementara nilai proyek tidak berubah.

Untuk diketahui, dalam laman LPSE Kabupaten Tolitoli, tercantum jadwal dalam proses tender yakni, pengumuman pascakualifikasi pada 29 Juni 2024, pengumuman dan penetapan pemenang pada 8 Juli 2024, masa sanggah 9 Juli 2024, dan penandatangan kontrak 16 Juli 2024.

Proyek yang bersumber dari APBD dengan kode tender 5465511 itu diikuti 11 peserta terdiri dari, CV. Aspal Jaya Perkasa,, CV. Guna Usaha Tolis, CV. Arrazi, CV. Punggawa, CV. Bonetirta, CV. Kitapura Membangun, PT Indo Trans Konstruksi, CV. Mulia Raya, PT. Konstruksi Mandiri Abadi, CV. Galaxi Indo Pratama dan CV. Metro Karya Tolis. Namun di poin penandatangan kontrak termuat keterangan yakni, perlu penambahan waktu pemasukan penawaran, karena sampai dengan masa habis jadwal pemasukan penawaran tidak ada peserta yang memasukkan penawaran. (ham)