Dihadapan KPK Kades Toaya Mengaku Dipaksa Anggarkan pengadaan TTG dari dana Desa
Sosialisasi Pencegahan Korupsi difasilitasi oleh Pemda Donggala antara KPK dengan Para kepala desa di seluruh Kabupaten Donggala. Meski pertemuan tersebut dilaksanakan via zoom meeting, namun acara berlangsung sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Namun ada hal yang sangat menarik pada sesi tanya jawab semua kepala desa diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan hambatan apa yang didapatkan di dalam upaya penggunaan dan pemanfaatan dana desa yang selama ini dialami.
Beberapa kepala desa banyak menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi serta mempertanyakan bagaiman upaya pencegahan agar kepala desa dapat terhindar dari persoalan hukum di kemudian hari.
Dan tiba giliran Kepala Desa Toaya, justru cukup mencengangkan dan menarik perhatian KPK karena kepala Desa Toaya langsung secara terbuka dihadapan KPK dan Bupati bahwa selama ini mereka mendapat tekanan dari pemda untuk memasukkan program TTG di dalam APBDesa melalui Inspektur DB Lubis.
Secara gamblang kepala desa Toaya, Ompo wijaya menuturkan bahwa desa Toaya terus berupaya menolak perintah tersebut karena memang desa Toaya tidak lagi menganggarkan pengadaan alat TTG di dalam APBDesa karena sudh pernah menerima alat TTG dari salah satu NGO senilai 29 Milyar. Namun oleh DB Lubis tetap kepala desa di paksa untuk menganggarkannya.
Desa Toaya tidak lagi menganggarkan pengadaan alat TTG di dalam APBDesa karena sudh pernah menerima alat TTG dari salah satu NGO senilai 29 Milyar, ” Ucapnya saat di hubungi melalui telepon. Jum’at (25/06/21)
mantan anggota legislatif Donggala Periode 2014-2019 melanjutkan bahwa ini dana desa tidak bisa di intervensi oleh Pemda, tugas Pemda yakni mengawasi apa yang desa kerjakan dengan anggaran dana desa.
” Saya berpikir bahwa semua kades harus diberi pemahaman lebih dalam terkait dana desa, jangan mau di intervensi, ” Tegasnya.
” Kita lihat parameter dari kemendes, apa maksud dan tujuan Anggaran dana desa tersebut. Saya ini pernah duduk di Dprd, jangan kita di ajar bodoh,” jelasnya
Tak pelak pengakuan kepala desa Toaya itu sontak membuat mimik wajah Bupati, Sekda dan KPK terlihat serius dan sesekali ada gelengan kepala
Tinggalkan Balasan