Virus PMK Serang Tiga Kecamatan, Disbunak Siaga I
Aktifkan Pos Jaga di Perbatasan, Stok Vaksin Mulai Menipis
NUSSA.CO, TOLITOLI – Wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang diduga berasal dari provinsi tetangga, Gorotalo, ditengarai mulai menjangkiti puluhan ternak sapi di 3 kecamatan di Kabupaten Tolitoli.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Tolitoli Herman Majid menyebutkan, virus PMK mulai menyerang ternak di Kecamatan Dondo, Dampal Selatan dan Kecamatan Tolitoli Utara.
“Serangan virus PMK tidak sampai menaikkan status penyakit menjadi kejadian luar biasa (KLB), namun kami tetap waspada hingga siaga I, waspada jangan sampai virus makin mengganas dan menyebar ke kecamatan lain,” ungkap Hermah di ruang kerjanya, Senin (30/12/2024).
Nah, sebagai upaya gerak cepat pencegahan sekaligus meswaspadai penyebaran virus PMK, lanjut Herman, Disbunak, langsung melakukan identifikasi, penanganan seperti penyemprotan disinfektan ke semua kandang, dan pencegahan secara merata di 10 kecamatan. Alhasil, di tiga kecamatan yang terserang wabah PMK, sebagian besar ternak bisa sembuh.
“Namun, yang sakit parah, penanganannya lebih khusus. Kita pisahkan, dan karantina ketat. Kami juga tegaskan ke peternak, jangan sampai sapi yang terjangkit PMK kemudian dijual ke masyarakat, jangan sampai dagingnya dikonsumsi manusia. Sebab, PMK bisa juga menular ke manusia. Wah gawat kalau dikonsumsi. Karena itu, penegasan harus diperkuat,” tegasnya.
Ditambahkan, untuk penanganan kondisi darurat saat ini, Disbunak juga telah menyampaikan ke bupati dan DPRD Tolitoli agar mempertimbangkan penyiapan anggaran darurat untuk mendukung kinerja tim satgas yang dibentuk Disbunak dibantu jajaran TNI dan Polri, serta peternak itu sendiri.
“Anggaran darurat ini sangat kami harapkan, sebab petugas jaga di perbatasan itu butuh operasional, agar tanggungjawab mereka mengantisipasi masuknya sapi berpenyakit tidak lagi masuk ke Tolitoli, demikian pula tim satgas yang dibantu TNI dan Polri,” urainya.
Herman Majid menyebutkan, saat ini ternak sapi asal Tolitoli juga mendapat pengawasan ketat daerah lain seperti Kota Tarakan. Pemerintah daerah setempat, enggan menerima sapi Tolitoli jika tidak dilengkapi dengan surat pernyataan sehat dan bebas PMK, tersertifikasi, serta adanya rekomendasi permintaan.
“Kita juga bisa seenaknya ekspor ke Tarakan, biarpun sehat, bebas PMK. Tetapi, jika tidak ada surat rekomendasi permintaan dari daerah penerima, kita gak bisa kirim,” lengkapnya.
Terpisah, Bupati Tolitoli H. Amran H Yahya saat dikonfirmasi menyatakan bahwa, wabah birus PMK tidak bisa dianggap remeh. Penanganannya harus dilakukan secara kontinyu dan terpadu.
“Saya sudah instruksikan Disbunak untuk bergerak cepat, awasi dan cegah semaksimal mungkin, ditemukannya PMK melalui bantuan sapi juga harus menjadi perhatian serius. Apalagi, dulu pernah ada bantuan 7 ekor sapi di Kecamatan Dondo yang terindikasi terserang PMK, kita harus tangani persoalan ini dengan cepat dan bijak,” pinta bupati.
Untuk diketahui, Penyakit mulut dan kuku atau Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus Aphthovirus. PMK merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, dan babi.
Berikut beberapa upaya yang dilakukan untuk menangani wabah PMK di antaranya, melakukan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak, melakukan dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan, dan barang lain yang berpotensi menularkan virus, melakukan surveilans dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat di daerah yang belum tertular, menyusun Road Map Penanganan PMK.
Sedangkan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK, yaitu memisahkan hewan ternak yang sakit dengan yang sehat, tidak memegang hewan ternak yang sakit, membersihkan diri setelah memegang hewan ternak yang sakit, tidak memberikan sisa makanan hewan ternak yang sakit kepada hewan ternak yang sehat. (ham)

Tinggalkan Balasan