Proyek Fisik Desa Kinopasan Diduga Bermasalah
HOK Proyek Timbunan Lapangan Tidak Jelas, Kades Sulit Dikonfirmasi
NUSSA.CO, TOLITOLI – Carut marut realisasi proyek fisik di sejumlah desa di Tolitoli diduga karena minimya pengawasan. Tak terkecuali di Desa Kinopasan, Kecamatan Galang.
Gunjingan warga Desa Kinopasan salah satunya menyinggung soal proyek timbunan lapangan desa dengan nilai anggaran Rp 96.380.000, bersumber dari Dana Desa (DD), diduga tidak transparan.
“Proyek itu gak jelas pak, di RAB ada biaya Hari Orang Kerja (HOK) Rp 72.000 per orang untuk 90 orang yang bekerja, tetapi kami tidak menerima upah tersebut,” ungkap warga yang enggan namanya disebut.
Informasi lainnya, warga yang bekerja sedari pagi hingga sore hari hanya diberikan makan berupa telur rebus. Selain itu, mereka yang bekerja adalah para penerima bantuan langsung tunai yang diminta untuk ikut kerja bakti massal pada proyek tersebut. Padahal, proyek dimaksud telah dianggarkan dan tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) desa.
Terpisah, upaya media ini untuk mendapatkan konfirmasi atau jawaban dari Kepala Desa Kinopasan, Jamaluddin belum membuahkan hasil.
“Kades lagi kerja kopra pak, ada tadi tapi sudah masuk kebun, ada kerja kopra. Memang kades jarang ngator pak, kan rumahnya dekat dengan kantor, jadi standby di rumahnya,” ungkap Saddam Husein-Sekretaris Desa (Sekdes).
Kembali ditanya soal timbunan, Sekdes mengaku untuk meratakan pasir timbunan lapangan sebanyak 360 kubik itu, pemerintah desa menyewa alat berat jenis grader milik salah seorang kontraktor di Tolitoli, biasa dipanggil Wada. Hanya saja yang mengherankan, jika untuk meratakan pasir timbunan lapangan menggunakan alat berat grader, lantas apa yang dikerjakan warga dalam proyek tersebut.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Wada-pemilik alat berat Grader mengaku grader miliknya memang disewa oleh pemerintah desa senilai Rp 4 juta.
Selain Kades, Herman–Ketua BPD Desa Kinopasan saat dikonfirmasi terkait proyek timbunan juga tidak bisa memberikan keterangan yang jelas.
“Soal proyek timbunan lapangan silahkan bertanya langsung ke Sekdes dan Kades, karena semua kegiatan mereka yang kelola, mereka yang sepakati. Untuk anggaran lapangan, BPD dan Pemdes suda sepakat, cuman soal material pasir di lapangan itu saya tidak tahu, tidak ada koordinasi ke saya,” akunya.
Sementara itu pernyataan tegas disampaikan Camat Galang Aspat Bambani S.Sos.
“Kami belum menerima aduan masyarakat tentang kades Kinopasan yang jarang ngantor, tapi terimakasih informasinya, dan akan kami tindaklanjuti. Dan memang benar, selama ini kades sangat jarang komunikasi dengan pemerintah kecamatan,” kata camat.
Menyikapi persoalan Desa Kinopasan, Ketua LSM Bumi Bhakti Ahmad Pombang meminta kepada aparat penegak hukum agar menindaklanjuti dugaan penyalahgunaan DD di Desa Kinopasan.
“Perlu diusut tuntas, proyek Desa Kinopasan itu memang tidak transparan, buktinya papan proyek saja tidak dipasang, apalagi persoalan HOK, sewa alat dan sebagainya, ini carut marut perlu diusut tuntas,” pintanya. (ham)

Tinggalkan Balasan